9 Nopember 2014
Aku tahu untuk
mencari seseorang itu diperlukan keberanian yang sangat dalam. Menghadapi
berbagai tantangan, cobaan, azab yang diberikan tuhan pada kita. Janganlah seperti
aku yang selalu putus asa dan tak punya keberanian untu menghadapinya. Takdirku
berkata lain. Seorang ibu yang menjadi penerang, penghibur semua anggota
keluarganya. Beribu jasa yang diberikannya pada dunia membuatku tak mampu
berkata apa-apa dalam tulisan ini. Rasa kesal tak bisa kuungkapkan. Aku
merindukan belaian, pelukan, kesabaran dna nasehat darinya. Tapi mungkin semua
itu tidak akan kudapatkan begitu saja. Semuanya telah kandas dan binasa.
10 Nopember 2014
Kenapa aku
selalu berfikir bahwa dunia ini telah menjauhiku, menyakiti dan mencekik
hatiku. Kadangkala kuberfikir kenapa ancaman sangat menghantuiku? Apa yang
harus aku perbuat? Tuhan haruskah aku tetap pada pendirianku? Atau harus
bermuka dua?
Engkau tahu
saat ini aku bahagia ketika cinta dari dunia sedang tumbuh serta menghiasi
sluruh hidupku. Namun hatiku tersiksa, ancaman demi ancaman mengikuti setiap
langkahku. Serasa ingin memotong dan mengelupasi kulitku. Itulah yang membuatku
untuk menikmati cinta dari dunia semu.
Aku telah
menemukan jawabannya. Bahwa aku harus tunduk pada mereka dan mengikuti jalan
mereka selama dalam kebenaran. Tuhan menciptakan manusia untuk bersujud padanya
dan menjadi khalifah di bumi untuk itu manusia harus tunduk padanya agar
manusia mendapat ridho darinya.
13 Nopember 2014
Kududuk
termangu memandang alam lepas penuh pesona melepaskan semua rasa tiada sesal,
tiada gundah akupun tak berdaya mengingat beban yang hanya sekejab terlintas
dalam memoriku. Tubuhku lemas, gemetar serta merasakan gelinya air mata yang menetes
perlahan di pipiku. Oh ibu teganya engkau meninggalkankju seiring dengan
detakan jantung yang begitu cepat.
Sekejap ku
menghirup udara segar pagi itu. Ku merenungi nasib kesendirian ternyata selama
ini aku diajarkan untuk lari dari sebuah masalah yang telah kuperbuat.
Melepaskan tanggung jawab.
Aku gadis muda
yang selama ini dianggap sebagai pahlawan ternyata hanya omong kosong belaka.
Kenyataan yang telah berkata lain bahwa aku adalah pecundang. Aku mengakuinya,
tapi aku tak mau karena jiwaku tak diajarkan untuk menjadi seorang pecundang.
20 Nopember 2014
Kemarin jam
21.37 seseorang telah mengirim sms padaku. Isinya sungguh menyakitkan dan
menggairahkan semangatku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar