Selasa, 07 April 2015




POSYANDU



Hay guys, bagaimana pengalaman anda selama posyandu???  Mungkin beberapa teman-teman petugas kesehatan sudah banyak yang mengenal tentang POSYANDU. Tetapi ada juga yang masih menganggap enteng tentang pentingnya posyandu dan bingung bagaimana cara pengembangannya. Beberapa posyandu yang sudah berjalan di masyarakat terkadang amat membosankan. Bagaimana tidak?? Peserta posyandu datang ditimbang diberi PMT trus Pulang. Hmmmm bosan ga sih kalau tiap bulan seperti itu apalagi dana PMT ga ada sama sekali. Nah, inilah tugas kita sebagai petugas kesehatan untuk mengembangkan inovasi agar posyandu menjadi posyandu PURNAMA. Kali ini ada beberapa tips yang saya dapatkan dari hasil MONEV POSYANDU yang dilakukan oleh DINKES dan jajaran TIM Penilai dari segala SKPD DI kabupaten Probolinggo.
Perlu diketahui bahwa POSYANDU yang merupakan singkatan dari POS PELAYANAN TERPADU. Pos Pelayanan Keluarga Berencana - Kesehatan Terpadu (Posyandu) merupakan UKBM (Upaya Kegiatan Berbasis Masyarakat) berupa kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. Jadi, Posyandu merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang kesehatan dengan penanggung jawab kepala desa. A.A. Gde Muninjaya (2002:169) mengatakan : ”Pelayanan kesehatan terpadu (posyandu) adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas.
Hal menarik lainnya yang bisa dilakukan oleh seorang bidan desa untuk menarik warga datang ke posyandu sebenarnya banyak banget. Posyandu sebenarnya bukan milik petugas kesehatan semata namun posyandu itu milik warga desa, sehingga keaktifan warga sangatlah menjamin peningkatan dari posyandu tersebut. Salah satu inovasi penunjang posyandu yaitu arisan, hadi hadir, atau simpan pinjam, koperasi, dll.
Untuk meningkatkan pelayanan di posyandu itu bervariasi tergantung niat petugas kesehatan yang melaksanakannya. Kalo posyandu di desa yang aku tempati kan jauh, ga ada petugas kesehatan lain disana, ga ada kendaraan umum kecuali ojek. So, selain niatnya meningkatkan pelayanan, bisa dibuat ajang cari duit…hehehehhe (ga boleh ditiru lho ya). kalau pelayanan dasar sih waktu tahun 2010 itu gratis tapi kalo pengobatan dan pelayanan kb ya disesuaikan dengan perda waktu itu yang sebelumnya pasien dtawarkan dulu untuk pengobatan di polindes dan kalo ga mau ya bagaimana lagi. Selama pasien ada komitmen sama sama mau ya ga masalah sih … sehingga waktu posyandu saya selalu bawa barang banyak banget yang isinya obat-obatan. Hal itu saya lakukan juga karena bidan – bidan sebelumnya juga seperti itu.
Persiapan itu sangat memberatkan kami karena administrasi yang tidak pernah terjamah sebelumnya sehingga kami harus lembur mengisi buku-buku posyandu yang diantaranya adalah :
1.       buku tamu
2.       buku pendaftaran
3.       register ibu hamil,
4.       register bayi dan balita
5.       register penimbangan bayi dan balita
6.       register wus dan pus
7.       buku data hasil kegiatan posyandu
8.       buku rencana kerja rutin
9.       buku jadwal kegiatan
10.   buku pembagian tugas kader
11.   buku rencana PMT
12.   buku PMT
13.   buku inventaris barang posyandu
14.   buku absensi kader
15.   buku notulen rapat
16.   buku kegiatan posyandu
17.   buku kas posyandu dari desa dan Puskesmas
18.   buku penyuluhan perorangan
19.   buku penyuluhan kelompok
20.   buku rujukan balita
21.   buku pasca pelayanan
22.   Buku Stock obat Fe dan Oralit, Vitamin A.
23.   DLL
Yang kesemuanya itu diberikan no urut pada sampul buku dan ditulis di buku inventaris.
Tugas itu tidaklah berat kalau setiap bulan posyandu administrasi tersebut diisi oleh kader. Yang paling saya salutkan adalah kinerja dari petugas PLKB. Para petugas tersebut sangatlah berbeda dengan petugas dimana aku tugas sebelumnya. Kalau di desa Sukapura ini mereka turut andil dalam peningkatan pelayanan di posyandu. Mulai dari pendataan, administrasi, dan BKB (Bina Keluarga Balita), serta pelayanan KB menyeluruh. Dari hasil monev inilah saya baru tahu tentang Posyandu yang sebenarnya.